Rabu, 09 Agustus 2006

Alumni SMA Alfa Centauri Mencari Beasiswa



Rabu, 9 Agustus 2006Meskipun lulus dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun akademik 2006/2007, namun tidak lantas membuat gembira hati 21 alumni SMA Alfa Centauri, Bandung. Mereka kini berada di simpang jalan tidak tahu apakah bisa meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi negeri (PTN) pilihan setelah bersaing ketat di SPMB atau mencari pekerjaan dengan ijazah SMA-nya memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bila melihat kemampuan akademis 21 alumni SMA Alfa Centauri, rasanya tidak rela jika cita-cita mereka melanjutkan ke pendidikan tinggi kandas begitu saja, lantaran keterbatasan ekonomi. Sebab, hampir sebagian besar dari 21 alumni SMA Alfa Centauri yang lolos SMPB berasal dari keluarga tidak mampu, mulai dari buruh bangunan, guru honorer hingga buruh cuci.
Satu diantaranya adalah Mega Yulianti, yang berhasil tembus Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung, ayahnya adalah buruh bangunan di daerah Pasir Leutik, Cimuncang, Bandung. Sementara Isa Ansharullah (18), berhasil masuk jurusan Teknik Elektro ITB hanyalah anak seorang guru salah satu pesantren di Natar, Lampung Selatan.
"Saya lagi bingung sekali sekarang, masak peluang masuk Teknik Fisika, ITB kandas begitu saja. Saya berharap ada orangtua di luar sana, yang mau mengangkat saya sebagai anak asuh. Saya ingin bisa kuliah di perguruan tinggi untuk memperbaiki nasib keluarga," kata Mega kepada Suara Karya, di Bandung, belum lama ini.
Sebenarnya, ke-21 alumni SMA Alfa Centauri, Bandung yang berhasil tembus bangku PTN itu bukan tidak menyadari akan keterbatasan ekonomi orang tuanya. Mereka sadar betul, dan karena itu pula ketika akan memasuki jenjang sekolah sekolah menengah atas (SMA), mereka berusaha keras agar bisa diterima di SMA Alfa Centauri Bandung- sekolah gratis yang didirikan Sony Sugema-pemilik Bimbingan Belajar (Bimbel) Sony Sugema.
Para siswa selain dibebaskan dari biaya pendidikan juga mendapat buku pelajaran gratis. Seluruh biaya operasional, termasuk gaji tenaga pengajar dan buku-buku ditanggung sepenuhnya oleh Lembaga Bimbingan Belajar Sony Sugema.
SMA Alfa Centauri didirikan sejak tahun 2003 dengan menempati sebuah bangunan di Jl Diponegoro 48, Bandung. Bangunan itu merupakan tempat bimbingan belajar Sony Sugema. "Pagi dimanfaatkan untuk kegiatan sekolah, dan sorenya dipakai untuk bimbingan belajar," kata Ketua Yayasan Taqwa Cerdas Kreatif, H Sony Sugema MBA.
Ide H Sony Sugema mendirikan SMA tanpa memungut biaya itu, karena dia melihat kenyataan ada banyak anak-anak Indonesia yang sesungguhnya memiliki kemampuan akademis tinggi, tetapi tidak bisa meneruskan pendikan karena alasan ekonomi.
Selama ini rata-rata biaya operasional dan gaji guru di SMA Alfa Centauri disebutkan Sony sebesar Rp 12 juta per bulan sehingga biaya penyelenggaraan SMA tersebut selama satu tahun bisa mencapai Rp 150 juta.
Penerimaan masuk SMA Alfa Centauri ini dilakukan melalui seleksi ketat karena jumlah peminatnya setiap tahun cukup besar. Rata-rata jumlahnya mencapai 400 sampai 500 orang yang berasal dari kota-kota di sekitar Bandung, tetapi tidak menutup diri dari luar provinsi Jawa Barat.
Dari sekian ratus pendaftar yang mengikuti seleksi, pihak sekolah menetapkan dulu 100 orang yang memiliki nilai ujian tertinggi. Dari 100 orang tersebut, kemudian dilihat latar belakang ekonomi keluarganya.
Kalaupun ada anak yang kemampuan akademis tidak terlalu bagus tetapi dari keluarga kurang mampu, mereka tetap diberi kesempatan. "Jadi banyak juga yang NEM-nya rendah. Selama mengikuti pendidikan di sekolah ini, mereka ditempa menjadi orang-orang pintar," kata Sony menegaskan.
Ditambahkan, SMA Alfa Centauri dikelola dengan kombinasikan gaya bimbel. Tenaga pengajarnya berasal dari guru-guru bimbel dan sejak kelas dua, siswa sudah mulai diikutsertakan mengikuti bimbingan belajar. "Jadi pagi sekolah mengikuti kurikulum biasa, dan sorenya mengikuti bimbingan belajar," tuturnya.
Sekolah itu juga mendapat fasilitas komputer dan laboratorium yang dimiliki lembaga Bimbel Sony Sugema. Selain itu juga ada English Club untuk belajar bahasa Inggris. "Kita memang justru berusaha menjadikan sekolah ini menjadi sekolah unggulan," kata Kepala SMA Alfa Centauri Drs Mamat Ruhimat MPd menambahkan.
Upaya pendiri dan pengelola SMA Alfa Centauri menjadikan sekolah unggulan memang tidak sia-sia. Itu bisa dibuktikan dari 27 lulusan perdana SMA Alfa Centauri yang mengikuti SPMB, ternyata 21 di antaranya (80 persen) berhasil diterima di 4 perguruan tinggi negeri terkemuka di Bandung.
"Sebenarnya angkatan pertama SMA Alfa Centauri yang menjadi alumni perdana berjumlah 36 orang. Namun dari 36 orang itu, hanya 27 yang mengikuti SPMB. Yang lainnya sengaja tidak ikut SPMB karena untuk beli formulir saja mereka tidak memiliki biaya. Beli formulir paling rendah Rp 150 ribu," kata Sony Sugema.
Untuk itu, selain berjuang untuk mencari orang tua asuh bagi 21 alumni yang kini diterima di 3 PTN di Bandung, pihaknya sudah membentuk tim khusus yang akan melakukan pendekatan ke 3 PTN di Bandung tersebut.
Siswa alumni SMA Alfa Centauri yang lulus SPMB, antara lain, 11 orang diterima di ITB (1 orang di Teknik Penerbangan, 1 Teknik Fisika, 3 Teknik Elektro, 4 MIPA, 1 Teknik Lingkungan dan 1 Pertambangan), 4 orang di Universitas Padjajaran ( 1 FKG dan 3 Perairan). (LM Sinaga) - HARIAN SUARA KARYA