Bapak Bursah Zarnubi, SE dan istri ditengah
siswa-siswi SMA Alfa Centauri Bandung yang Lulus tah 2006.
siswa-siswi SMA Alfa Centauri Bandung yang Lulus tah 2006.
Rabu, 16 Agustus 2006Suasana haru pertemuan di ruangan Kepala SMA Alfa Centauri, Jl Diponegoro 48, Bandung, Senin (14/8) lalu. Siang itu sekitar pukul 11.00, sebuah peristiwa kemanusiaan yang mengundang keharuan terjadi di sana, menyusul penyerahan uang Rp 20 juta dari tangan seorang anggota DPR RI, Bursah Zarnubi SE kepada Bella Ayu Pradawati- mewakili 20 alumni SMA Alfa Centauri yang lolos SPMB namun tak punya biaya untuk mendaftar.
Uang tersebut merupakan uang muka pembayaran pendaftaran bagi 20 siswa SMA Centauri yang lolos ke ITB, Unpad dan UPI Bandung melalui SPMB. Sisanya sekitar Rp 40 jutaan lagi akan segera menyusul, "Yang penting bagaimana supaya mereka bisa mendaftar dulu dan mengikuti perkuliahan untuk semester I. Biaya untuk perkuliahan selanjutnya akan kita upayakan lagi," kata Bursah Zarnubi SE di dampingi istrinya Ny Sri Meliyana.
Diesha Kusumaningsih, salah seorang dari alumni SMA Alfa Centauri yang diterima di MIPA ITB, usai penyerahan uang tersebut secara spontan menyampaikan ungkapan hatinya." Atas nama teman-teman saya menyampaikan terimakasih kepada Bapak Zarnubi dan Ibu yang peduli terhadap nasib kami. Bapak sungguh menjadi dewa penyelamat buat kami. Kalau Bapak tidak memberikan perhatian, sulit bagi kami untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi," kata Diesha dengan suara terbata-bata tak kuasa menahan deraian air mata.
Hal senada juga disampaikan Bella Ayu Pradawati. Anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Ujang Sugiarto-Sri Gustini ini mengaku sempat bingung, meski dia diterima di Fakultas Teknik ITB. Ayahnya yang semula membuka usaha bengkel bubut di daerah Cijerah, Bandung telah bangkrut saat terjadi krisis moneter beberapa tahun lalu.
" Sekarang ayah saya hanya sebagai tukang ojek. Untunglah sekarang ada yang bersedia menjadi orang tua asuh. Kami akan sekuat tenaga dan pikiran memanfaatkan kesempatan ini. Kami juga tak lupa menyampaikan terimakasih kepada Suara Karya yang mengangkat problematika kami melalui tulisan," kata Bella.
Kehadiran Bursah Zarnubi SE dan istrinya di SMA Alfa Centauri, Senin itu berawal dari membaca tulisan di rubrik Kampus Suara Karya, edisi Rabu 9 Agustus 2006. Tulisan yang melaporkan tentang pergumulan alumni SMA Alfa Centauri, Bandung yang lolos SPMB, tapi tak bisa melanjut karena ketidakmampuan orang tuanya dibaca oleh Ny Sri Meliyana saat dalam penerbangan Garuda dari Jakarta menuju Medan.
Ny Sri Meliyana lalu menunjukkan tulisan tentang alumni SMA Alfa Centauri kepada suaminya. "Istri saya terlihat sedih usai baca tulisan di Suara Karya itu, dan meminta supaya kami memikirkan kemungkinan untuk bisa menjadi orang tua asuh. Sesampai di Medan saya berusaha mencari tahu penulis laporan tersebut untuk menanyakan siapa yang bisa dihubungi kalau mau jadi orang tua asuh," kata Bursah Zarnubi SE.
Menurut Bursah, keberangkatannya ke Medan saat itu dalam kapasitasnya selaku Ketua Umum DPP Partai Bintang Reformasi untuk membuka Muswil Partai Bintang Reformasi (PBR) Sumut di Medan."Biasanya saya baca Suara Karya di DPR, namun karena keberangkatan saya ke Medan pada pagi hari, sehingga kami baru membaca Suara Karya dalam pesawat," katanya.
Secara jujur, Bursah dan istrinya mengaku, semula mereka hanya akan membantu biaya 3 atau 5 orang dari seluruh alumni SMA Centauri yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Makanya, uang yang dibawa untuk diserahkan saat itu pun hanya Rp 20 juta.
Saat bertatap muka dengan Kepala Sekolah SMA Alfa Centauri dan para alumni yang lolos SPMB, Bursah sempat juga mengungkapkan rencananya yang akan membantu 5 orang. Namun setelah semua alumni yang hadir saat itu mengutarakan bagaimana kondisi keluarga masing-masing, akhirnya Bursah Zarnubi dan istrinya tidak tega untuk membiarkan yang lain dalam pengharapan yang belum jelas.
Suasana saat terjadi dialog memang benar-benar sangat mengharukan. Betapa tidak, secara bergantian para alumni yang memang berasal dari keluarga tidak mampu itu menceritakan tentang kehidupan keluarganya. Ada yang hanya mengandalkan dari penghasilan ibunya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ada juga yang ayahnya tukang ojek, buruh bangunan dan tukang pijat.
Mereka menceritakan dengan disertai isak tangis sehingga tidak saja Bursah dan istrinya yang tak kuasa menahan deraian air matanya, termasuk juga Chevi Ganda, Wakil Ketua PWI Jabar yang ikut hadir dalam acara tersebut. "Mereka benar-benar dari keluarga tidak mampu, namun dari sisi akademis memiliki tingkat kemampuan yang bisa dibanggakan. Buktinya mereka mampu lolos SPMB masuk ke ITB, Unpad dan UPI," kata Kepala Sekolah SMA Centauri, Drs Mamat Ruhimat MPd.
Tak kuasa melihat wajah sedih para alumni yang memang benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu, akhirnya Bursah Zarnubi dan istrinya mengambil satu keputusan yang bisa mengakomodir semuanya yakni membayar Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) Pokok dan uang kuliah untuk smester pertama. "Yang penting kita selamatkan dulu mereka bisa mendaftar dan mengikuti perkuliahan. Untuk selanjutnya akan kita upayakan, mudah-mudahan teman-teman di Senayan (DPR-red) mau membantu," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI tersebut.
Wakil Ketua PWI Jabar, Chevi Ganda yang ikut menyaksikan acara tersebut juga menyampaikan rasa salut dan penghargaan atas kepedulian Bursah Zarnubi. "Mudah-mudahan langkah anggota DPR dari daerah pemilihan Sumsel ini bisa diikuti anggota DPR asal pemilihan Jawa Barat," kata Chevi Ganda.
Sebagaimana dilaporkan dalam Suara Karya (Rabu, 9 Agustus 2006), sebanyak 21 siswa alumni SMA Alfa Centauri, Bandung lolos SPMB masuk 3 PTN terkemuka di Bandung yakni 11 ke ITB, 6 Unpad dan 4 UPI. Namun karena mereka ini berasal dari keluarga miskin sehingga meskipun lolos SPMB tapi tak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri yang mereka sudah inginkan sebelumnya. Karena ketidakmampuan orang tuanya itu maka selama ini pun mereka mengikuti pendidikan secara gratis di SMA Alfa Centauri yang didirikan Lembaga Bimbel SSC, Bandung. (LM Sinaga) - Harian SUARA KARYA